TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik
Pengumpulan Data
1. Metode
Observasi
Teknik
observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara peneliti melakukan
pengamatan secara langsung di lapangan. Pengamatat disebut observer yang
diamati disebut observer.
Metode
observasi merupakan metode pengumpul data yang dilakukan dengan cara mengamati
dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki (Supardi, 2006 :
88). Observasi dilakukan menurut prosedur dan aturan tertentu sehingga dapat
diulangi kembali oleh peneliti dan hasil observasi memberikan kemungkinan untuk
ditafsirkan secara ilmiah.
Pengamatan
dalam istilah sederhana adalah proses peneliti dalam melihat situasi
penelitian. Teknik ini sangat relevan digunakan dalam penelitian kelas yang
meliputi pengamatan kondisi interaksi pembelajaran, tingkah laku anak dan
interaksi anak dan kelompoknya. Pengamatan dapat dilakukan secara bebas dan
terstruktur. Alat yang bisa digunakan dalam pengamatan adalah lembar
pengamatan, ceklist, catatan kejadian dan lain-lain.
1.
Teknik Kuesioner
Angket atau
kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung
(peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat
pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan
yang harus dijawab atau direspon oleh responden (Sutopo, 2006: 82). Responden
mempunyai kebebasan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan
persepsinya.
2.
Teknik Dokumen
Kata dokumen
berasal dari bahasa latin yaitu docere, yang berati mengajar. Pengertian dari
kata dokumen menurut Louis Gottschalk (1986: 38) seringkali digunakan para ahli
dalam dua pengertian, yaitu pertama, berarti sumber tertulis bagi
informasi sejarah sebagai kebalikan daripada kesaksian lisan, artefak,
peninggalan-peninggalan terlukis, dan petilasan-petilasan arkeologis.
Pengertian kedua, diperuntukan bagi surat-surat resmi dan surat-surat negara
seperti surat perjanjian, undang-undang, hibah, konsesi, dan lainnya. Lebih
lanjut, Gottschalk menyatakan bahwa dokumen (dokumentasi) dalam pengertianya
yang lebih luas berupa setiap proses pembuktian yang didasarkan atas jenis
sumber apapun, baik itu yang berupa tulisan, lisan, gambaran, atau arkeologis.
3.
Teknik Triangulasi
Triangulasi
merupakan cara pemeriksaan keabsahan data yang paling umum digunakan. Cara ini
dilakukan dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam kaitan ini Patton (dalam
Sutopo, 2006: 92) menjelaskan teknik triangulasi yang dapat digunakan.
Dalam teknik
pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang
bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data
yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi,
maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data sekaligus menguji kredibilitas data,
yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan
berbagai sumber data.
4.
Metode Wawancara
Metode
wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan
dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung
informasi-informasi atau keterangan-keterangan (Supardi, 2006 : 99). Sedangkan
pendapat lain mengatakan bahwa wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh
dua orang atau lebih yaitu wawancara yang akan mengajukan pertanyaan dan orang
yang akan diwawancarai yang akan memberikan jawaban atas pertanyaan yang akan
diajukan (Moleong, 2005 : 186).
Wawancara yang juga dikenal
dengan interview adalah pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan secara langsung oleh pewawancara kepada responden dan jawaban
responden dicatat atau direkam. Selain itu wawancara juga dapat dilakukan
melalui telepon. Teknik wawancara dapat digunakan pada responden yang buta
huruf atau tidak terbiasa membaca atau menulis, termasuk anak-anak.
Wawancara
adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya
jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si
penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide
(panduan wawancara). Wawancara dapat dilakukan dengan tatap muka maupun melalui
telpon.
Wawancara
harus diperoleh dalam waktu yang sangat singkat serta bahasa yang digunakan
harus jelas dan teratur. Dilihat dari prosedur wawancara, metode wawancara
dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1.
Wawancara bebas
Wawancara
bebas adalah proses wawancara dimana interviewer tidak secara sengaja
mengarahkan tanya jawab pada pokok-pokok persoalan dari fokus penelitian dan
interviewer orang yang diwawancari (Supardi, 2006 : 100).
2.
Wawancara terpimpin
Wawancara
ini juga disebut dengan interview guide. Ciri pokok wawancara terpimpin adalah
bahwa pewawancara terikat oleh suatu fungsi, bukan saja sebagai pengumpul data
tetapi relevan dengan maksud penelitian yang telah dipersiapkan, serta data
pedoman yang memimpin jalannya tanya jawab (Supardi, 2006 : 100).
3.
Wawancara bebas terpimpin
Wawancara
bebas terpimpin adalah kombinasi antara wawancara bebas dengan terpimpin
(Supardi, 2006 :100). Jadi pewawancara hanya membuat pokok-pokok masalah yang
akan diteliti, selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung mengikuti situasi
pewawancara harus pandai mengarahkan yang diwawancarai apabila ternyata ia
menyimpang.
DEFINISI PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data
dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai
tujuan penelitian. Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti biasanya
telah memiliki dugaan berdasarkan teori yang ia gunakan, dugaan tersebut
disebut dengan hipotesis Untuk membuktikan hipotesis secara empiris, seorang
peneliti membutuhkan pengumpulan data untuk diteliti secara lebih mendalam.
Proses pengumpulan
data ditentukan oleh variabel-variabel yang ada dalam hipotesis. Pengumpulan
data dilakukan terhadap sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Data adalah
sesuatu yang belum memiliki arti bagi penerimanya dan masih membutuhkan adanya
suatu pengolahan. Data bisa memiliki berbagai wujud, mulai dari gambar, suara,
huruf, angka, bahasa, simbol, bahkan keadaan. Semua hal tersebut dapat disebut
sebagai data asalkan dapat kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan,
obyek, kejadian, ataupun suatu konsep.
Data dapat
dibedakan dalam beberapa kategori. Jenis-jenis data dapat dikategorikan sebagai
berikut:
A. Menurut cara memperolehnya:
- Data primer, yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti langsung dari subjek atau objek penelitian.
- Data sekunder, yaitu data yang didapatkan tidak secara langsung dari objek atau subjek penelitian.
B. Menurut sumbernya
- Data internal, yaitu data yang menggambarkan keadaan atau kegiatan dalam sebuah organisasi
- Data eksternal, yaitu data yang menggambarkan duatu keadaan atau kegiatan di luar sebuah organisasi
C. Menurut sifatnya
- Data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka pasti
- Data kualitatif, yaitu data yang bukan berbentuk angka
D. Menurut waktu pengumpulannya
- Cross section/insidentil, yaitu data yang dikumpulkan hanya pada suatu waktu tertentu
- Data berkala/ time series, yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk menggambarkan suatu perkembangan atau kecenderungan keadaan/ peristiwa/ kegiatan.
Komentar
Posting Komentar